Selamat Datang di Kabupaten Grobogan, Kami Menantikan Partisipasi Saudara Guna Mengembangkan Potensi Yang Ada)......

Rabu, 29 Juli 2009

Pasutri Pengidap HIV Meninggal Tinggalkan Bocah Empat Tahun yang Juga Positif

GROBOGAN – Pasangan suami istri (pasutri) yang sama-sama mengidap virus HIV asal Karangpasar,
Tegowanu, Grobogan, meninggal dunia. Sang istri Har, yang berusia 22 tahun, meninggal Sabtu 4 Juli lalu. Sedang sang suami TH, yang tujuh tahun lebih tua, meninggal dua pekan sebelumnya. Pasangan tersebut meninggalkan anak tunggal, Ping, berusia empat yang juga sudah terdeteksi mengidap penyakit mematikan tersebut.
Berita kematian Har diterima Dinas Kesehatan Grobogan kemarin (5/7). Kabarnya, perempuan tersebut meninggal di Surabaya. ‘’Sang suami malah lebih dahulu meninggal 20 Juni lalu,’’ jelas Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Grobogan dr Johari Angkasa.
Pasutri tersebut diketahui mengidap HIV setelah merantau di Sulawesi. Saat kembali ke kampung halaman di Grobogan karena terdeteksi penyakit tersebut. Padahal saat itu, pasangan tersebut sudah memiliki anak. Dari hasil pemeriksaan sang anak sudah tertular penyakit tersebut.
Selama di Grobogan, keluarga tersebut terus menjadi pantauan dinas kesehatan setempat. Karena itu, Johari sempat menyayangkan kepindahan mereka ke Surabaya, yang nyaris tidak diketahui. ‘’Tiba-tiba kami dapat laporan ini, padahal sebelumnya Har dan Ping masih mendapatkan pendampingan dan upaya pengobatan,” katanya.
Terkait kondisi sang anak, Ping, Johari mengaku tidak tahu banyak. Pihaknya mencoba menelusuri keberadaan bocah malang itu. “Kami harap Ping mendapat perawatan intensif, mengingat usianya yang masih sangat muda,” ujarnya.
Sementara itu, kematian pasutri itu tidak mengurangi jumlah orang dengan HIV/Aids (Odha) di kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah itu. Sepeninggal TH dan Har, Dinkes kembali menemukan dua pengidap HIV lagi.
Dua pengidap HIV tersebut masing-masing, DA, 55, buruh bangunan asal Pulokulon, Grobogan. “Sedangkan yang satunya lagi KA, 35, ibu rumah tangga asal Karangrayung, Grobogan,” bebernya.
Bertambahnya jumlah Odha itu membuat miris pihak Dinkes. Terutama diketahuinya KA yang notabene seorang ibu rumah tangga biasa. “Kepastian dari mana dia tertular HIV masih kita selidiki. Siapa tahu dari suaminya. Kalau benar, tentu jumlah Odha akan bertambah lagi,” terangnya.
Dengan pertambahan itu, selama 2009 diketahui 17 orang mengidap HIV/Aids. Dari jumlah itu, enam di antaranya meninggal dunia. Tragisnya, dua dari para pengidap HIV tersebut diketahui masih berusia belia. “Jika dirunut sejak tahun 2002, maka jumlah Odha mencapai 77 orang, 20 diantaranya meninggal dunia,” bebernya.
Tak ingin jumlah Odha terus bertambah, pihak Dinkes akan mengambil langkah proaktif dengan mendatangi kantong-kantong penyebaran virus mematikan itu. “Kita akan melakukan pendekatan kepada para penjaja seks dan jika diperlukan, nanti kita pasang spanduk peringatan di lokalisasi yang ada,” ucapnya. (ans/jpnn)
radar jogya, Senin, 6 Juli 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Populer Minggu Ini