Selamat Datang di Kabupaten Grobogan, Kami Menantikan Partisipasi Saudara Guna Mengembangkan Potensi Yang Ada)......

Senin, 19 April 2010

Managemen Waktu Petani Jawa

Pranata mangsa/managemen waktu merupakan pembagian waktu sepanjang tahun dengan memperhatikan perubahan cuaca, iklim, hari pasaran, dan gejala alam yang lain. Dalam pranata mangsa inilah terdapat panduan bagi petani untuk memperhatikan dan membuat kearifan berkaitan dengan pekerjaan apa yang semestinya dilakukan dan tidak dilakukan. dasar pengambilan keputusannya adalah hitungan mangsa, pasaran dan gejala-gejala alam. dari situ petani memiliki panduan kapan harus mulai menggarap sawah, kapan harus menanam padi, kapan mengelola palawija, sampai mensiasati iklim dengan memilih tanaman apa yang cocok ditanam pada mangsa/waktu tertentu. tujuannya adalah efektifitas dalam pengelolaan lahan dan terhindar dari kerugian yang terlalu besar. dalam pranata mangsa selama 12 bulan dalam setahun ini dibagi menjadi 12 mangsa. setiap mangsa memiliki jumlah hari yang berbeda-beda. misalnya mangsa ke sepuluh itu memiliki umur 42 hari, mangsa kelima memiliki umur 28 hari. uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Kasa, mulai 22 Juni, berusia 41 hari. Para petani membakar dami yang tertinggal di sawah dan di masa ini dimulai menanam palawija, sejenis belalang masuk ke tanah, daun-daunan berjatuhan. Penampakannya/ibaratnya : lir sotya (dedaunan) murca saka ngembanan (kayu-kayuan).
2. Karo, mulai 2 Agustus, berusia 23 hari. Palawija mulai tumbuh, pohon randu dan mangga, tanah mulai retak/berlubang. Penampakannya/ibaratnya : bantala (tanah) rengka (retak).
3. Katiga, mulai 25 Agustus, berusia 24 hari. Musimnya/waktunya lahan tidak ditanami, sebab panas sekali, yang mana Palawija mulai di panen, berbagai jenis bambu tumbuh. Penampakannya/ibaratnya : suta (anak) manut ing Bapa (lanjaran).
4. Kapat, mulai 19 September, berusia 25 hari. Sawah tidak ada (jarang) tanaman, sebab musim kemarau, para petani mulai menggarap sawah untuk ditanami padi gaga, pohon kapuk mulai berbuah, burung-burung kecil mulai bertelur. Penampakannya/ibaratnya : waspa kumembeng jroning kalbu (sumber).
5. Kalima, mulai 14 Oktober, berusia 27 hari.  Mulai ada  hujan,  selokan  sawah  diperbaiki dan membuat tempat mengalir air di pinggir sawah, mulai menyebar padi gaga, pohon asem mulai tumbuh daun muda, ulat-ulat mulai keluar. Penampakannya/ibaratnya : pancuran (hujan) emas sumawur (hujannya) ing jagad.
6. Kanem,  mulai 10 Nopember,  berusia 43 hari. Para  petani mulai  menyebar  bibit t anaman  padi di pembenihan, banyak buah-buahan (durian, rambutan, manggis dan lain-lainnya), burung blibis mulai kelihatan di tempat-tempat berair. Penampakannya/ibaratnya : rasa mulya kasucian (sedang banyak-banyaknya buah-buahan).
7. Kapitu, mulai 23 Desmber, usianya 43 hari. Benih padi mulai ditanam di sawah, banyak hujan, banyak sungai yang banjir. Penampakannya/ibaratnya : wisa kentar ing ing maruta (bisa larut dengan angin, itu masanya banyak penyakit).
8. Kawolu, mulai 4 Pebruari, usianya 26 hari, atau 4 tahun sekali 27 hari. Padi mulai hijau, uret mulai banyak. Penampakannya/ibaratnya : anjrah jroning kayun (merata dalam keinginan, musimnya kucing kawin).
9. Kasanga, mulai 1 Maret, usianya 25 hari. Padi mulai berkembang dan sebagian sudah berbuah, jangkrik mulai muncul, kucing mulai kawin, cenggeret mulai bersuara. Penampakannya/ibaratnya : wedaring wacara mulya ( binatang tanah dan pohon mulai bersuara).
10. Kasepuluh, mulai 26 Maret, usianya 24 hari. Padi mulai menguning, mulai panen, banyak hewan hamil, burung-burung kecil mulai menetas telurnya. Penampakannya/ibaratnya : gedong minep jroning kalbu (masa hewan sedang hamil).
11. Desta, mulai 19 April, berusia 23 hari. Seluruhnya memane n padi. Penampakannya/ibaratnya: sotya (anak burung) sinara wedi (disuapi makanan).
12. Saya, mulai 12 Mei, berusia 41 hari. Para petani mulai menjemur padi dan memasukkan ke lumbung. Di sawah hanya tersisa dami. Penampakannya/ibaratnya : tirta (keringat) sah saking sasana (badan) (air pergi dari sumbernya, masa ini musim dingin, jarang orang berkeringat, sebab sangat dingin).
dari pranata mangsa ini kita lebih tahu bahwa ternyata dalam setahun itu petani menanam padi dua kali, yaitu padi gaga dan padi lahan basah. kemudian sekali dalam menanam palawija. ini tentu menyesuaikan dengan keadaan dimana Indonesia mengalami 2 musim yaitu musim hujand an musim kemarau. 
adapun contoh membaca pranata mangsa. Saat ini adalah bulan maret. memasuki mangsa kasanga/ kesembilan. di penghujung maret adalah mangsa ke sepuluh. di mangsa ke sembilan ini sesantinya adalah Wedharing wacana mulya. artinya tanah dan pohon sedang produktif-produktifnya. masa dimana padi mulai mengeluarkan buahnya/ mrekatak. memasuki akhir maret dan awal april berarti masuk mangsake sepuluh. sesantinya adalah gedong minep jroning kalbu. di masa ini hewan-hewan pada hamil karena menjelang banyak panenan. padi sudah tumungkul, sudah berisi dan merunduk.(Mujab, SPPQT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Populer Minggu Ini