GROBOGAN- Petani bawang merah di
wilayah Kecamatan Karangrayung mengeluhkan rendahnya harga di pasaran.
Mereka merasa bimbang apakah akan menahan hasil panen dan menunggu
harga kembali normal atau terpaksa menjual meski keuntungan sangat
minim.
’’Biasanya, ketika panen harga bawang merah di kisaran Rp 6.000 -
7.000/kg. Sekarang harganya Rp 4.700 - Rp 5.000. Entah kenapa saat ini
sangat rendah sekali harganya. Kami akui banyak bawang merah yang
kualitasnya menurun,’’ kata Sarowi petani bawang merah asal
Karangrayung, kemarin.
Tingginya curah hujan yang berimbas pada munculnya hama seperti ulat,
klaper dan jamur menjadi momok tersendiri bagi petani bawang merah di
wilayah tersebut. Dengan kualitas penen yang rendah serta masa panen
bersamaan dengan wilayah lain seperti Demak, dan Kudus, tak ayal
menyebabkan harga menurun drastis.
’’Daun tanaman mengering dan ukuran bawang merah tidak maksimal. Kami
kewalahan dengan serangan hama. Hanya sedikit petani yang lolos dari
hama tersebut, itu pun membutuhkan kerja keras, dana serta
ketelatenan,’’ tambahnya.
Sementara itu, petani bawang merah asal Desa Pangkalan Kecamatan
Karangrayung, Ali Faturohman (32) bisa sedikit bernapas lega dibanding
Sarowi. Cara pemeliharaan tanaman yang dilakukannya terbukti berhasil
meloloskan dari serangan jamur dan klaper.
’’Jamur cepat menyerang dikala curah hujan tinggi. Saya sengaja
menggaji dua orang selama dua bulan untuk mengawasi 0,4 hektare lahan.
Mereka langsung menyemprot tanaman dengan obat jamur ketika habis hujan
seharian. Jarak tanaman juga saya perhatikan betul,’’ ujar Ali.
Satu Bulan
Dengan metodenya tersebut, dia mampu panen sekitar empat ton bawang
merah jenis lokal dengan kualitas normal. Biaya produksi memang sedikit
membengkak sekitar Rp 400 - 600 ribu dibanding petani lainnya. Namun
ketika dikalkulasi, bapak satu anak ini mampu meraih hasil tiga kali
lipat dari petani lain.
’’Biaya produksi untuk 0,4 hektare lahan saya sebesar Rp 11,5 juta.
Kalau saya jual saat ini saya sudah bisa mendapat uang sekitar Rp 22 -
23 juta. Tetapi akan saya tahan dulu sementara, sambil menunggu harga
membaik,’’ ungkapnya.
Menurut prediksinya, harga akan membaik sekitar satu bulan kedepan.
Harga dimasa itu kemungkinan berkisar Rp 7.000 - 9.000/kg. Turunnya
harga, katanya, disebabkan jumlah produksi bawang merah berkualitas
rendah di pasaran membludak. Hal itu mempengaruhi harga secara umum.
Sehingga dengan kualitas bawang merah miliknya yang lebih baik, sangat
disayangkan bila dilepas berbarengan dengan bawang merah kualitas
rendah. (K11-16) Suara Merdeka, 17 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar