Jumat, 17 Juli 2009
TERHITUNG CUKUP TINGGI DI JATENG ; 16 Warga Grobogan Idap 'Hydrocephalus'
GROBOGAN (KR) - Jumlah anak bawah lima tahun warga Kabupaten Grobogan yang mengidap penyakit hydrocephalus (pembesaran kepala) terhitung cukup tinggi di Jawa Tengah. Selama tahun 2008, sedikitnya tercatat 16 balita mengidap penyakit yang disebabkan virus toxoplasma ini. Dari jumlah itu, dua di antaranya meninggal dunia karena kondisinya memprihatinkan.
"Jumlah itu yang tercatat di Dinas Kesehatan (Dinkes). Kemungkinan juga masih ada warga yang mengidap hydrocephalus tetapi belum atau tidak dilaporkan," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Grobogan dr Johari Angkasa MKes, baru-baru ini.
Menurutnya, tingginya jumlah warga Grobogan mengidap penyakit hydrocephalus disebabkan beberapa faktor. Seperti rendahnya kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Seperti mencuci tangan dengan sabun, dan kurangnya pemenuhan gizi ibu saat hamil. Akibatnya virus toxoplasma mudah masuk ke tubuh manusia. Jika sudah masuk dan tidak segera ditangani secara dini, maka virus ini semakin mudah berkembang dan menyebar.
Dikatakan, tingginya risiko penyakit ini telah diketahui sejak FKM Universitas Diponegoro (Undip) Semarang melakukan penelitian penyebaran toxoplasma di kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah ini pada tahun 2004. Berdasarkan hasil penelitian, penyebaran virus yang menular dari hewan peliharaan seperti kucing, unggas dan anjing ini sangat tinggi.
Operasi
Diakuinya, tidak semua penderita hydrocephalus berhasil menjalani operasi. Hal ini karena cairan dalam kepala pada umumnya sudah menghambat pertumbuhan otak si bayi. Dari 16 penderita hydrocephalus, hanya delapan yang sudah menjalani operasi, sedangkan tujuh lainnya terlambat mendapat penanganan dan tak bisa dioperasi karena kondisinya sudah memprihatinkan.
"Selain hydrocephalus, virus toxoplasma juga bisa menyebabkan abortus dan bayi lahir cacat. Khusus hydrocephalus, virus ini menyebabkan penyempitan saluran cairan pada otak, sehingga menyebabkan cairan otak terkumpul di kepala hingga membesar," terangnya didampingi Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dr Mei Hartuti.
Johari mencontohkan, kasus yang menimpa Fika Alifiyah (2). Balita anak ketiga pasangan Tardi (32) dan Ny Suyati (28), warga Dusun Ngerdemak, Desa Nampu, Kecamatan Karangrayung ini adalah satu di antara penderita hydrocephalus yang tak mungkin dioperasi. Hal ini karena terjadi pengecilan atau penyempitan saluran cairan pada otak.
Fika sempat dibawa ke RS Elizabeth dan RS dr Kariadi Semarang. "Namun, karena cairan di kepalanya sudah menghambat pertumbuhan otak, maka operasi pun urung dilakukan. Jika dipaksakan justru dapat membahayakan jiwanya. Meski begitu, Dinkes dalam waktu dekat akan merujuk kembali ke RS dr Kariadi untuk tindakan medis lebih lanjut," ujar Johari. (Tas/Ths)-s
Kedaulatan Rakyat, 06/07/2009 07:33:11
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer Minggu Ini
-
GODONG-Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Jatilor melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tutup Buku Tahun 2017 bertempat di Balai D...
-
Aren : dangu Blutru : montro Blimbing : maya Cubung : terung Cengkeh : polong Duren : dlongop Gembili ...
-
Bertempat di Pendopo Kec. Karangrayung pada tanggal 15 Nopember 2010 dilaksanakan rapat evaluasi program Tahun 2010 dan penyusunan progra...
-
Sejarah perkembangan masyarakat dan bangsa kita telah membuktikan bahwa kehadiran P ertahanan Sipil / Perlindung...
Kategori
Kesejahteraan Rakyat
Pemerintahan
Pemerintahan Desa
Pemberdayaan
Pembangunan
Kepemimpinan
Pemilu
Kesehatan
Bencana
Wisata
Ibadah
Pendidikan
Pertanian
Alumni APDN/STPDN
Kepegawaian
Hukum
Serba serbi
Islam
PLAN Internasional
Lowongan kerja
Pemuda
Lingkungan Hidup
Kependudukan
PNPM-MP
Olah Raga
Pelayanan
Keuangan
Keluarga
Budaya Jawa
Godong
Upacara
Kisah-kisah
Kriminal
Trantibum
Ikatan Dinas
Ketahanan Pangan
PKK
Peternakan
Ekonomi
Sekretariat
Musik
Prestasi Grobogan
DWP
Perikanan
Pertanahan
Seni
Teknologi
CLTS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar