Wilayah Perbatasan Jadi Perhatian Khusus
Menyususl KLB Antraks di Boyolali
GROBOGAN- Wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan kabupaten yang endemis bakteri antraks menjadi perhatian khusus Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Grobogan. Hal itu dilakukan menyusul adanya kejadian luar biasa (KLB) antraks di Kabupaten Boyolali, dimana sebagai salah satu tetangga yang berbatasan langsung dengan Grobogan.
’’Kalau kewaspadaan sebenarnya terus kita lakukan, terutama di wilayah perbatasan. Namun, karena adanya KLB di kabupaten tetangga yaitu Boyolali, maka kewaspadaan itu semakin kita tingkatkan,’’ kata Kepala Disnakkan Grobogan drh Gembong Murdowo didampingi Kabid Kesehatan Hewan dan Veteriner drh Nur Ahmad, Senin (21/2).
Langkah antisipasi dan pencegahan terus dilakukan Disnakkan, antara lain dengan pengambilan sampel darah dan tanah di sentral ternak sapi di Kabupaten Grobogan oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta. Selain itu dilakukan pula pengawasan ketat lalu lintas ternak dari luar daerah.
’’Kalau sapi dari Boyolali atau kabupaten lain saya kira tidak ada yang masuk ke sini. Malahan sapi kita yang ke sana. Meskipun begitu tetap kita waspadai kemungkinannya, mengingat belum pernah ditemukan penyebaran bakteri tersebut di kabupaten kita,’’ kata Gembong.
Puluhan Tahun
Ditambahkan, wilayah yang diwaspadai yaitu Kecamatan Karangrayung dan Geyer yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali, Kecamatan Kedungjati yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang, Kecamatan Gabus, Kradenan, Pulokulon yang berbatasan dengan Sragen, serta Kecamatan Grobogan dan Tawangharjo yang berbatasan dengan Pati.
’’Kabupaten-kabupaten tersebut pernah ada serangan bakteri anthraks. Kita tidak mau kecolongan, karena sekali bakteri tersebut masuk ke wilayah kita, maka sangat susah hilangnya karena mampui bertahan puluhan tahun di dalam tanah,’’ tuturnya.
Diakui Gembong, bakteri antraks memang sulit dimusnahkan karena mampu membentuk spora yang sanggup bertahan lama didalam tanah. (K11-14)SM, Semarang Metro, 22 Februari 2011
Menyususl KLB Antraks di Boyolali
GROBOGAN- Wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan kabupaten yang endemis bakteri antraks menjadi perhatian khusus Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Grobogan. Hal itu dilakukan menyusul adanya kejadian luar biasa (KLB) antraks di Kabupaten Boyolali, dimana sebagai salah satu tetangga yang berbatasan langsung dengan Grobogan.
’’Kalau kewaspadaan sebenarnya terus kita lakukan, terutama di wilayah perbatasan. Namun, karena adanya KLB di kabupaten tetangga yaitu Boyolali, maka kewaspadaan itu semakin kita tingkatkan,’’ kata Kepala Disnakkan Grobogan drh Gembong Murdowo didampingi Kabid Kesehatan Hewan dan Veteriner drh Nur Ahmad, Senin (21/2).
Langkah antisipasi dan pencegahan terus dilakukan Disnakkan, antara lain dengan pengambilan sampel darah dan tanah di sentral ternak sapi di Kabupaten Grobogan oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta. Selain itu dilakukan pula pengawasan ketat lalu lintas ternak dari luar daerah.
’’Kalau sapi dari Boyolali atau kabupaten lain saya kira tidak ada yang masuk ke sini. Malahan sapi kita yang ke sana. Meskipun begitu tetap kita waspadai kemungkinannya, mengingat belum pernah ditemukan penyebaran bakteri tersebut di kabupaten kita,’’ kata Gembong.
Puluhan Tahun
Ditambahkan, wilayah yang diwaspadai yaitu Kecamatan Karangrayung dan Geyer yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali, Kecamatan Kedungjati yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang, Kecamatan Gabus, Kradenan, Pulokulon yang berbatasan dengan Sragen, serta Kecamatan Grobogan dan Tawangharjo yang berbatasan dengan Pati.
’’Kabupaten-kabupaten tersebut pernah ada serangan bakteri anthraks. Kita tidak mau kecolongan, karena sekali bakteri tersebut masuk ke wilayah kita, maka sangat susah hilangnya karena mampui bertahan puluhan tahun di dalam tanah,’’ tuturnya.
Diakui Gembong, bakteri antraks memang sulit dimusnahkan karena mampu membentuk spora yang sanggup bertahan lama didalam tanah. (K11-14)SM, Semarang Metro, 22 Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar