Setelah diadakan
pemeriksaan dari Tim Muspika dan Tim Medis Puskesmas Karangrayung I, korban meninggal
dunia murni gantung diri, pada alat kelamin korban
mengeluarkan cairan dan lidah menjulur ke atas, serta tidak ditemukan adanya
unsur penganiayaan.
Diperkirakan korban nekat gantung diri
di rumahnya dengan alat seutas tali plastik di pengeret rumah sendiri
karena korban mengidap penyakit epilepsi sudah menjalani
pengobatan rutin tapi tidak kunjung sembuh.
Epilepsi tak sembuh, Sulistari pilih ngendhat
Grobogan (Espos)–Putus asa dengan penyakit
epilepsy yang tak kunjung sembuh, Sulistari, 22, warga Dusun Karangjati
RT 4, RW IX, Desa Mojoagung, Kecamatan Karangrayung nekat mengakhiri
hidupnya dengan gantung diri, Rabu (16/2) petang.
Informasi yang diperoleh Espos menyebutkan, korban ditemukan tewas
dengan cara gantung diri menggunakan seutas tali plastik yang diikatkan
pada blandar rumah.
Perbuatan nekat Sulistari kali pertama diketahui suaminya sendiri,
Arifin yang terkejut mendapati rumah dalam kondisi sepi tanpa ada
tanda-tanda kehidupan.
Karena curiga, Arifin kemudian mencari keberadaan isterinya yang
memang sudah sering mengeluh soal penyakit epilepsi yang diderita sejak
korban masuk SMA tersebut.
“Setelah dicari, ternyata isteri saya sudah tidak bernyawa dalam
kondisi gantung diri menggunakan tali plastik yang diikatkan ke blandar
ruang tengah rumah kami,” tuturnya.
Menurut keluarganya, Sulistari memang menderita epilepsi sejak masuk
SMA. Keluarga sebenarnya sudah berusaha mengobati korban dengan membawa
ke dokter maupun rumah sakit namun tidak kunjung sembuh.
Arifin mengaku tidak menyangka jika penyakit epilepsi yang tak
kunjung sembuh kendati sudah beberapa kali coba diobati membuat
isterinya putus asa dan akhirnya mengakhiri hidup dengan cara gantung
diri.
Warga yang mendengar ada orang bunuh diri dengan cara menggantung
kemudian melaporkannya ke pemerintah desa setempat yang dilanjutkan
laporan ke kecamatan dan polisi.
Bersama warga, petugas kemudian menurunkan jasad korban dengan
melepas tali plastik yang terikat ke blandar rumah. Tim medis kemudian
melakukan pemeriksaan atas jenazah korban.
“Dari pemeriksaan tim medis Puskesmas Karangrayung dan petugas atas
jenazah korban, maka tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan.
Sehingga kematian korban murni bunuh diri, diduga karena putus asa atas
penyakit yang dideritanya,” tegas Camat Karangrayung Mundakar Sos.
rif, SoloPos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar