GROBOGAN - Siswa SMA 1 Karangrayung Kabupaten Grobogan berhasil menggondol medali emas pada ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jateng tingkat SMA sederajad.
Irfan Toni Saputro, siswa kelas 11 IPS 2 yang maju pada cabang olahraga tolak peluru berhasil membuat lemparan terjauh 14,12 meter.
Irfan yang ditemui Suara Merdeka Senin (19/5) ini memang digadang-gadang mampu mengharumkan nama sekolah dan Kabupaten Grobogan.
Irfan Toni Saputro, siswa kelas 11 IPS 2 yang maju pada cabang olahraga tolak peluru berhasil membuat lemparan terjauh 14,12 meter.
Irfan yang ditemui Suara Merdeka Senin (19/5) ini memang digadang-gadang mampu mengharumkan nama sekolah dan Kabupaten Grobogan.
Pasalnya, pada dua tahun sebelumnya, siswa kelahiran 15 Mei 1997 ini mampu menggondol perak dan perunggu di ajang yang sama. Sementara saat masih duduk di bangku SMP, ia mampu menggondol emas di tingkat nasional pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (OOSN).
”Senang bisa dapat medali emas. Tapi yang paling senang bisa membuat lemparan 14,12 meter. Itu lemparan terjauh saya,” kata Irfan mengingat perjuangannya pada Popda yang digelar di Unnes 12-16 Mei lalu.
Sementara di ajang Festival Lomba Senin Siswa Nasional (FLS2N), Wahyu Candra Dwi Safitri juga berhasil mengharumkan nama sekolah. Siswi kelas 11 IPA 1 berhasil menggondol juara dua kategori cipta puisi.
Safitri menjelaskan ia membuat sembilan bait puisi yang diberi judul ”Menggapai Mimpi”. Puisi diseusiakan dengan tema yang ditentukan panitia lomba yakni pemuda dan karakter bangsa.
”Puisi menceritakan tentang mimpi-mimpi pemuda yang semestinya diraih. Puisi juga mengajak pemuda untuk berbuat dan meneguhkan karakter kuat dan semangat dalam meraih cita-cita,” kata siswi yang bercita-cita jadi guru SD ini.
Ekstrakurikuler
Sementara itu, Aris Supriyadi, Kepala SMA 1 Karangrayung yang merangkap jabatan sebagai Kepala SMA 1 Toroh mengatakan, sekolah mendukung penuh pengembangan kemampuan siswa dan diharapkan mampu meraih prestasi tertinggi.
Sebagaimana diadakannya pelatihan atletik tolak peluru.
”Dulu tidak ada ekstrakurikuler tolak peluru. Tapi karena ada Irfan, maka mau tidak mau kami mengadakannya. Ada pelatihan dan pendampingan khusus dari guru. Jadi tidak sembarang berlatih,” kata Aris yang didampingi Waka Kesiswaan Kukuh Budi Nurcahyo.
Aris berharap prestasi yang diperoleh Irfan dan Candra ini bisa memotovasi siswa lainnya. Sehingga, semakin serius mempelajari bidang olahraga atau disiplin ilmu yang ditekuni. (H81-72) Suara Merdeka, 20 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar