Sementara itu Kades Bringin, Krepsi Nugroho, ST menyampaikan," awalnya ini untuk sumber mata air bagi program pamsimas tahun lalu, namun ternyata yang keluar bukan hanya air namun disertai gas. Akhirnya untuk Pamsimas dipindahkan tempat yang lain di sebelah timur. Setelah beberapa waktu ada warga mempunyai inisiatif untuk memanfaatkan bekas pengeboran pamsimas ini, dan terciptalah alat sederhana ini dari kreasi warga sendiri. Gas yang keluar dinaikkan ke atas melalui pipa kemudian ditampung di bak penampungan baru kemudian disalurkan ke warga. Untuk pembuatan alat ini secara swadaya. bagi warga yang ingin memanfaatkan gas ke rumahnya membeli pipanya sendiri-sendiri. Sampai saat ini tidak dipungut biaya untuk pemanfaatan gasnya.
Sudah ada sekitar 27 rumah yang memanfaatkan gas alam ini. Nyala apinya biru. Biasanya kalau pagi hari untuk memasak agak kurang maksimal karena banyak warga yang memanfaatkan secara bersamaan sehingga gasnya kurang mencukupi.Sementara ini baru ada dua penampung gas. Kompor gas agar bisa dipakai perlu dimodifikasi yaitu spuyer-nya dilepas karena tekanan gasnya kurang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar